Halaman

Artikel Terbaru

Komentar Terbaru

Blog Info




Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Indonesian Blogger
KafeBlogger.com Kumpulan Komunitas Blogger Indonesia
Kafe Blogger Indonesia
rumahblogger.com, rumahnya blogger indonesia!
My BlogCatalog BlogRank

Senin, 18 Januari 2010

Bunuh Diri Karena Putus Cinta


Pagi hari yang tidak terlalu cerah karena memang sedang musih hujan saat ini. Seperti biasa sebelum memulai ativitas, saya selalu menyempatkan diri untuk menonton berita terkini di televisi. Biar gak "kuper" alias kurang pergaulan.

Sulit dikatakan dengan kata-kata, entah itu rasa marah, terharu, sedih atau kasihan mendengar berita bahwa ada anak umur belasan tahun melalukan bunuh diri karena putus cinta, dan ini bukan hanya sekali terjadi tetapi berulangkali.

Kenapa mereka nekat mengambil keputusan seperti itu?, apakah karena tidak bisa menerima kenyataan atau merasa dirinya sudah tidak ada artinya lagi. Masih banyak sebenarnya alasan mereka mengambil keputusan tersebut. Saya ambil contoh pada komentar Temen-temen di forum Indocina.net :
  1. Dari ViLi5 mengutarakan pengalamannya sbb: actually... gue pernah ngerasa pengen bunuh diri... waktu gak ada lagi orang yang peduli dan percaya sama gue...
    gimana ya.... kayak kehilangan kesadaran gitu aja ngelakuinnya... nyakitin diri sendiri, sampe akhirnya gue sadar *pas tangan kesayat and sakit banget*...gue baru sadar dan bertanya sendiri kenapa sampe ngelakuin hal itu...

    hufff... hard to explain deh...

    ^^V
  2. Dari Chiaki_here mengutarakan pendapatnya sbb : ada banyak faktor :
    -ga bisa trima kenyataan
    -beban yang diterima terasa berat bagi nya
    -putus asa could be

    cb baca artikel yang ini


    Faktor Kepribadian
    Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).
    Berdasarkan pernyataan di atas, timbul pertanyaan, mengapa seseorang memiliki kepribadian yang demikian? Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
    Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah dari perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-masalah yang telah disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta, penderitaan, dan sebagainya). Sebab masalah-masalah tersebut hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor precipitasi). Penyebab utamanya adalah faktor predisposisi.
    Menurut Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu (trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.

    Mengapa?
    Sebab para pelaku bunuh diri pada umumnya sudah mengalami perubahan dalam cara berpikir, terutama bagi mereka yang mengalami depresi, sehingga kata-kata vonis yang diucapkan kepada mereka dianggap sebagai sesuatu yang pantas mereka terima, yang pada akhirnya akan membuat keputusan untuk bunuh diri sebagai sesuatu yang harus dilakukan (Norman Wright).
    Sebagai orang tua, sudahkah Anda memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anak-anak Anda, sehingga mereka kemudian tumbuh dengan jati diri dan nilai diri yang kuat? Bukankah salah satu penyebab bunuh diri adalah jati diri dan nilai diri yang lemah? Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, perbaikilah pola relasi Anda dengan anak-anak Anda.
    Tuhan telah memberikan kepada kita begitu banyak potensi untuk mengalami hidup yang berkemenangan dan sukacita. Jika Anda saat ini sedang mengalami masalah, carilah seseorang yang dapat Anda percayai untuk mau mendengarkan keluhan-keluhan Anda. Ekspresikan emosi Anda, sebab emosi yang tertekan dapat menyebabkan pikiran yang terdistorsi. (NP/3/07). n
     

  3. Dari  hardymika Berpendapat :  Kalo menurut pendapat gw sih.. ada banyak penyebab. Mungkin karena :
    1. untuk balas dendem seperti kata chiaki.
    org yg begitu biasanya mengharapkan orang lain mengasihani dan menangisi kepergiannya..
    2. merasa sakit hati/malu tak tertahankan... seperti hidup di neraka, dan ingin melarikan diri dari kenyataan.
    3. merasa bunuh diri adalah tindakan yang cool... ini namanya psycho
    4. merasa membela kebenaran dgn melakukan hal itu. misalnya dengan melakukan aksi bom bunuh diri dengan alasan agama dan kebenaran.
    5. dlldldldldldld lain lainnya...
Itulah sebagian dari pendapat teman-teman, Saya sendiri punya pengalaman bagaiman sakitnya ketika putus cinta. Dunia terasa sangat sepi, kita merasa kesepian. perasaan campur aduk antara marah, dendam, kesal, benci, rindu, cinta pokoknya campur aduk dan terasa sangat sulit untuk melupakannya.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa melewati fase kesedihan itu tanpa harus putus asa lalu mengambil keputusan untuk bunuh diri?

Berikut ini saya kutip dari Suara Remaja : Rumus yang perlu kita pakai untuk mencintai dan membenci orang lain adalah dengan rumus mencintai dan membenci seseorang dengan tidak berlebihan, kenapa demikian? Segala sesuatu yang berlebihan tak baik dalam segala hal, yang dalam istilah arabnya sering disebut dengan al isrâf (berlebihan), berlebihan dalam mencintai suatu hal akan menjadikan dia seperti orang sedang mabuk, sehingga dikhawatirkan akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan cintanya tanpa memperdulikan cara yang yang dipakai adalah cara yang baik ataupun buruk. Di samping itu juga efeknya akan lebih berat manakala kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan berlebihan.

Begitu juga ketika kita membenci seseorang, seyogyanya kita tak berlebihan, karena boleh jadi apa yang kita benci saat ini ternyata suatu saat baik bagi kita. Maka dalam sebuah pepatah disebutkan” cintailah kekasihmu dengan secukupnya dan bencilah sesuatu yang kamu benci dengan sewajarnya”. Pepatah ini mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika mencintai dan membenci suatu hal, agar kita tak terjerumus pada efek yang negatif yang akan menimpa kita.

Allah swt juga mengajarkan pada kita semua untuk berhati-hati dalam mencintai dan membenci sesuatu, sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an, surat Al Baqoroh, disebutkan dalam penggalan ayat 216 yang artinya” boleh jadi apa yang kamu benci ternyata ia baik bagi kamu dan boleh jadi apa yang kamu cintai ternyata ia jelek bagi kamu, dan Allah mengetahui apa yang kamu semua tidak tahu.
Selain dari apa yang sudah saya sebutkan di atas, orang yang mengalami putus cinta semestinya tetap tegar dan sabar serta tetap berusaha mengisi waktunya dengan kesibukan-kesibukan. Orang yang cenderung bermalas-malasan karena sedang dilanda hali ini, maka ia akan semakin stres. Yang tak kalah penting juga meminta nasehat dari orang tua, keluarga atau siapa saja yang sekiranya bisa memberikan kontribusi dengan bijaksana dalam masalah ini.

Hiburlah perasaan kamu sendiri dengan penuh percaya diri” dengan mengatakan masih ada hari esok dan masih ada cinta yang lebih indah yang akan datang menjemputku dan menemaniku”, serta terus mendekatkan diri pada Yang Maha kuasa agar mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari-Nya. Pentingnya semakin mendekatkan diri pada Allah di saat seperti ini bisa menyelamatkan kita semua dari bisikan-bisikan syetan yang akan menjerumuskan kita pada hal-hal yang negatif. Sehingga dalam fenomena banyak orang yang sampai bunuh diri, menjadi pelacur, menjadi pecandu narkoba, karena masalah putus cinta.

Hal semacam ini sangat tidak baik, makanya perlu adanya keseimbangan antara logika dan spiritual pada setiap orang dalam menghadapi segala problematika kehidupan, adakalanya problem bisa diselesaikan cukup dengan rasio (akal), tetapi dalam kesempatan lain kadang akal tidak cukup untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya, di sini peran pentingnya kekuatan spiritual yang menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Bunuh Diri Karena Putus Cinta"

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z:
Posting Komentar